‘’Sudah jatuh tertimpa tangga’’, begitu gambaran terkait keadaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di Sumatra Utara Kabupaten Karo. Belum usai ancaman kesehatan dan krisis ekonomi akibat penyebaran virus Covid-19, warga Kabupaten Karo kini diuji dengan Sinabung yang kembali bangun memuntahkan erupsinya setelah satu tahun tertidur. 

Pada tanggal 8 Agustus 2020, warga Sumatra Utara, dan juga Medan, dikejutkan dengan berita meletusnya Gunung Sinabung yang menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu yang mencapai ketinggian hingga 5.000 meter di atas puncak, sebagaimanarilisdari Kepala Pusat Vulkanologi dan Migtasi Bencana Geologi (PUMBG) yang diinformasikan oleh situs www.kompas.com. Pada rilis tersebut disampaikan bahwa gunung Sinabung sejak 8-12 Agustus 2020 mengalami 4 kali gempa letusan, 86 kali gempa embusan, 2 kali gempa tornilo, 15 kali gempa low frekuensi dan 96 kali gempak vulkanik dalam.  

Kepiluan Sinabung 

Mendengar berita duka yang dialami oleh saudara–saudara di Sinabung, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk datang memberikan bantuan materiel dan morel, Yayasan Al-Kahfi Cabang Medan sempat menghubungi tokoh masyarakat di desa dekat kaki Gunung Sinabung, yang sebelumnya sudah dikenal saat kegiatan Idul Adha 1441 H kemarin. Informasi yang kami dapatkan menceritakan bahwa warga desa Kuta Tengah, Barestepu, dan Gamber (Tiga Serangkai) berjumlah 189 Kepala Keluarga (KK) sangat membutuhkan bahan pokok yakni beras. Hal demikian dikarenakan warga desa banyak mengalami gagal panen sehingga keuntungan yang didapatkan tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan, mereka terpaksa harus gali lubang tutup lubang (hutang). Selain itu, warga yang tinggal di bawah kaki sinabung tidak bisa meninggalkan tempat tinggalnya dikarenakan lokasi pengungsian jauh dari sumber mata pencaharian mereka sebagai petani. Bukan dikarenakan tidak ingin tidak taat terhadap aturan Pemerintah Daerah, akan tetapi menurut mereka jaminan yang diberikan belum cukup memodali untuk menyewa ladang baru agar bisa mencukupi kebutuhan pokok serta membantu mewujudkan masa depan anak-anak mereka. 

Bantuan Kemanusiaan 

Mendengar demikian, Yayasan Al-Kahfi Cabang Medan akhirnya memutuskan membentuk tim untuk segera mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara yang terkena dampak erupsi Sinabung. Meski desa-desa yang akan didatangi sangat dekat dengan Sinabung, tidak ada pilihan selain mencoba memberanikan diri melawan resiko besar dari amukan Gunung Sinabung yang bisa kapan saja datang menghampiri. 

Tepat pada tanggal 29 Agustus 2020, Minggu pukul 08.00 WIB Yayasan Al-Kahfi Cabang Medan mengirimkan 1 tim berjumlah 5 orang dan satu mobil boks bantuan kemanusiaan berisikan beras sebanyak 1.000 kg, minyak goreng 400 liter, mie instan 25 dus, Al-Quran 45 paket, sarung 113 kotak, mukenah 72 paket , masker kain 200 paket, serta tas dan perlengkapan alat tulis 20 paket untuk diberikan kepada 189 kepala keluarga (KK) di desa Kuta Tengah, Barestepu dan Gamber (Tiga Serangkai) serta 11 kepala keluarga (KK) desa Si Garang-Garang yang tinggal di dekat bawah kaki Gunung Sinabung.  

Sekitar pukul 11.00 WIB, tim tiba di lokasi serah terima yakni di Masjid Al-Jihad Tiga Serangkai. Kala itu Gunung Sinabung masih terlihat mengeluarkan erupsinya, namun tidak tidak terlalu besar serta didukung dengan suasana awan mendung. Meski dihantui dengan perasaan was-was, namun demi melihat selarik kegembiraan warga saat menyambut tim serta mobil boks berisikan bantuan, yang bahu-membahu mendorong mobil agar dapat melewati jalanan mendaki yang sempit, berukuran sekira 3 orang berbaris, perasaan was-was yang dirasakan sebelumnya pun menjadi teralihkan. 

Terlihat pula beberapa bocah korban erupsi, mungkin usia sekolah dasar, juga ikut membantu mengangkut beras. Tentu mereka nampak keberatan, sesekali terhuyung, namun jelas sekali keteguhan menguar dari wajah-wajah polos itu, seolah tak ingin ketinggalan ambil bagian membantu saudara-saudaranya. Tak urung pemandangan yang demikian membuat kami tersentuh.

Saat proses penyerahan bantuan, Ustad H. Adnan Effendi Zainuddin, salah seorang tokoh yang dikenal berhasil me-mualaf-kan 700 orang di kota Karo selama 40 tahun, mengungkapkan ‘’Atas nama umat Islam Tiga Serangkai, Batang Tengah dan Gambir, sangat berbesar hati kepada Yayasan Al-Kahfi Cabang Medan yang telah memperhatikan kami, yang telah membawakan bantuan kepada kami. Tadi dikatakan oleh Yayasan tidaklah seberapa, tapi bagi kami sangat luar biasa. Karena di tanah Karo ini sedang krisis. Bukan hendak ingin mengecilkan Pemerintah Daerah, namun sampai saat ini memang masih belum ada. Jadi bantuan begini Subahanallah, Allah-lah yang Maha Mengetahui, Allah yang akan memberikan balasan kepada seluruh Pengurus Yayasan Al-Kahfi Medan’’.  

Tak ketinggalan salah seorang warga, kami mengenalnya dengan sebutan Mak Ting, sembari sesekali terisak, memeluk salah satu tim dan mengatakan, ‘’Terima kasih banyak nak, ibu gak tau lagi harus ngomong apa sama kalian, sudah banyak bantuan yang kalian berikan kepada kami. Ibu yang seorang janda ini hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada kalian, semoga kalian dan para dermawan yang membantu bisa diberikan keberkahan oleh Allah SWT, dilancarkan rezekinya. Aminn. Sekali lagi terima kasih ya nak”

Selain memberikan bantuan materiel, tim juga memberikan dukungan secara psikologis kepada anak-anak yang ikut merasakan kekalutan atas bencana erupsi Sinabung. Saat itu kami sempat mengadakan games, kuis serta hadiah yang juga diberikan berupa tas sekolah lengkap dengan alat-alat tulis ditambah dengan susu, permen dan jajanan ringan. Bahagia sekali rasanya bisa merangkul di tengah rasa takut dan cemas yang mereka rasakan, walau sejenak. Apalagi menyaksikan antusiasme mereka yang berusaha menjawab tiap pertanyaan-pertanyaan kuis yang diajukan oleh tim. Terlebih mendengar suara merdu salah seorang dari mereka saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta bersemangat menyampaikan cita-cita yang ingin digapai, yakni ingin sekali menjadi polisi, dokter serta guru.