Menjadikan Sarjana Berkarakter Islam Rasional Kebangsaan
STID al-Hadid kembali meluluskan wisudawan/wati progam pendidikan Strata 1 (S1). Bertempat di Gedung ICBC Square Ballroom, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Sabtu 16 Februari 2019, sidang senat dipimpin langsung Dr. Aris Kristianto, S.Ag., M.HI., Ketua STID al-Hadid Surabaya. Sebanyak 176 wisudawan/wati yang diwisuda pada hari itu terdiri dari 120 wisudawan/wati dari Prodi Manajamen Dakwah (MD), 33 wisudawan/wati dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), dan 23 wisudawan/wati dari Prodi Pembangunan Masyarakat Islam (PMI).
Menjadikan Sarjana Berkarakter Islam Rasional Kebangsaan
Sidang Senat Wisuda ke-5 STID al-Hadid tahun ini mengambil tema: Menjadikan Sarjana Berkarakter Islam Rasional Kebangsaan.
Tema “Menjadikan Sarjana Berkarakter Islam Rasional Kebangsaan” ini berangkat dari kesadaran bahwa Islam sebagai agama Rahmatan lil’Alamin seharusnya mampu menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Rahmat yang luar biasa besar pernah ditunjukkan saat Islam mencapai masa kejayaannya di masa lalu. Pada masa kejayaannya, Islam mampu menguasai 2/3 peradaban dunia, dan mampu memberikan warna di segala sektor kehidupan masyarakat. Sebuah masa di mana Eropa masih terpuruk pada zaman Kegelapan akibat hegemoni Gereja, umat Islam telah mampu menghasilkan berbagai kemajuan.
Namun kisah kejayaan Islam pada akhirnya hilang dan berganti dengan kemandegan dunia Islam, bahkan mengakibatkan kemunduran di segala sektor dan mengalami kekalahan dari dunia Barat. Peradaban Islam yang dahulu adalah pionir di segala sektor, kini tertinggal jauh dari peradaban Barat.
Penyebab paling mendasar dari berakhirnya kejayaan Islam hingga terpuruk adalah ditinggalkannya cara berfikir yang ilmiah dan sikap yang rasional.
Dari kesadaran bahwa runtuhnya kejayaan Islam adalah karena ditinggalkannya rasionalitas dan keilmiahan, maka konsep Islam Rasional Kebangsaan hadir untuk menjadi solusi. Umat Islam harus diberikan kesadaran perubahan paradigma dalam beragama. Cara-cara beragama yang takhayul dan tidak ilmiah harus ditinggalkan. Umat Islam harus kembali pada ajaran Allah tentang potensi besar akal dan bagaimana menggunakannya secara tepat untuk menghasilkan kebaikan di masyarakat. Umat Islam harus kembali pada teladan Rasul, para sahabat, dan ulama-ulama besar Islam masa lalu yang sangat mengoptimalkan penggunaan akalnya dalam menghasilkan pemecahan-pemecahan masalah umat, bahkan mengembangkannya melampaui peradaban yang ada.
Selain aspek rasionalitas dalam memahami Islam, penting pula untuk menerapkan ajaran Islam secara rasional pada konteks kebangsaan. Umat Islam harus menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah bangsa besar yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan lain sebagainya yang mengikatkan diri ke dalam sebuah negara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Umat Islam tidak bisa menjadi eksklusif dan menolak realitas keberagaman yang ada di Indonesia, karena disadari bahwa kemerdekaan Indonesia adalah buah kerja dari seluruh elemen bangsa yang beraneka ragam.
Oleh karenanya konsep Islam Rasional Kebangsaan hadir untuk menjadikan umat Islam yang rasional dalam mengkaji dan menerapkan al Quran, Sunnah, dan ayat-ayat tersirat Allah berupa alam semesta ini. Umat Islam yang menerima realitas keberagaman dalam kebangsaan sehingga memiliki kepedulian yang tinggi untuk bersama-sama memajukan bangsa.
Sejalan dengan tema yang diangkat, background panggung di desain sedemkian rupa dalam rangka mempekuat secara visual dari tema acara. Backdrop nuansa biru laut dengan mata memandang kepulauan Indonesia, dengan kiri dan kanan terdapat dekorasi 3 dimensi tebing dan pepohonan di pinggi pantai.
Proses Jalannya Acara
Gedung ICBC Square Ballroom sudah terlihat ramai meski saat itu masih menunjukkan pukul 07.00. Para pengiring wisudawan/wati sudah memadati hall di lantai 3 melalui lift maupun escalafator yang menjadi fasilitas gedung.
Sidang senat wisuda ke-5 STID al-Hadid 2019 dibuka tepat pukul 08.00 wib oleh MC dengan pembukaan secara bilingual (bahasa Indonesia-bahasa Inggris). Acara sidang dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran dengan qori Usman Ma’arif, S.Kom.I,, M.Ag dan saritilawah Siti Khairani.
Acara dilajutkan dengan diundangnya para wisudawan/wati dan para senat memasuki ruang sidang wisuda dengan iringan lagu “selamat datang pahlawan muda” yang dibawakan oleh tim paduan suara mahasiswa STID al-Hadid. Dalam prosesi ini para undangan diminta untuk berdiri sebagai bentuk penghormatan kepada para wisudawan/wati. Nampak beberapa orang tua dari wisudawan/wati tak kuasa menahan air matanya. Adalah suatu kebanggaan atas pencapaian dari putra-putrinya.
Setelah para wisudawan/wati yang diikuti oleh para senat telah memasuki ruang sidang, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars STID al-Hadid yang dipandu oleh tim paduan suara mahasiswa STID al-Hadid.
Dalam sambutannya Dr. Aris Kristianto, S.Ag., M.HI. memaparkan karakter Islam rasional kebangsaan yang dijadikan sebagai tema wisuda kali ini “Islam rasional kebangsaan adalah jalan perjuangan untuk mewujudkan kemajuan Islam Indonesia. Lewat pendekatan rasional, menuju terwujudnya kemajuan bangsa Indonesia secara menyeluruh berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.” Dalam sambutannya, beliau juga mengenalkan kepada khalayak karakter dari sarjana lulusan STID al-Hadid “Karakter sarjana yang membangun kemajuan dan kejayaan bangsanya dengan cara berfikir Islam rasional menerima realitas kebersamaan, aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan kebangsaan, siap mengabdi dan peduli dalam membangun negeri karakter seperti ini ada pada sarjana STID al-Hadid.” Dan tidak lupa beliau juga berpesan kepada para wisudawan/wati untuk tetap menjalin komunikasi dengan almamaternya “Semoga partisipasi para alumni pada almamaternya terus terjalin dalam suasana kekeluargaan dan bekerjasama atas dasar kesamaan visi”.
Gagasan Islam rasional kebangsaan yang dipaparkan oleh Dr. Aris Kristianto, S.Ag., M.HI. dalam sambutannya, dipertegas kembali oleh Suwari, S.H, M.Kom.I., selaku Ketua Yayasan al-Kahfi. Dalam sambutan beliau menekankan pentingnya akal dan rasional dalam memahami persoalan-persoalan keseharian termasuk dalam memahami masalah kebangsaan. Yang dengan itu, ajaran Islam tidak akan kehilangan ruh-nya sebagai agama yang rahmatan lil alamin. “al-Kahfi tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Islam kita adalah Islam Indonesia, Islam yang hidup dalam berbagai problematika yang dihadapi masyarakat kita. bukan Islam yang harus diimpor dari Arab ataupun timur-tengah”
Disela-sela acara, terselip hiburan musik yang dibawakan oleh band Alkahfinita. Salah satunya adalah lagu yang berjudul “Bhineka Tunggal Ika” ciptaan Iskandar al-Warisyi. Lagu ini menggambarkan keberagaman bangsa Indonesia, Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai suku dan agama. Selain itu juga dibawakan beberapa lagu lainnya: Ilmuku (arrangement by: Alkahfnita), Bendera (ciptaan: Eros Candra, arrangement by: Alkahfnita), Mata Air Pegunungan (arrangement by: Alkahfnita), Merah Putih (ciptaan: Gombloh, arrangement by: Alkahfnita).
Selain sambutan dari Ketua STID al-Hadid dan Ketua yayasan Al-Kahfi, juga dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D, selaku Ketua Kopertais wilayah IV yang sekaligus juga sebagai Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada STID al-Hadid “Suatu kebahagian buat kami UIN Sunan Ampel untuk berkerjasama dan bergandengan tangan dengan STID al-Hadid. Kami ini berada di satu perahu yang sama untuk memajukan umat Islam di Indonesia”. Bahkan beliau juga menegaskan karakter Islam rasional kebangsaan yang dijadikan sebagai visi adalah cerminan “Islam modern, artistic, estetis”. Acara ini menunjukkan pesan kepada khalayak & masyarakat bahwa apa yang ditunjukkan STID al-Hadid ini adalah “Bagaimana kita ber-Islam di era modern ini” pungkasnya dalam sesi pers.
Proses yang ditunggu-tunggu tiba juga yaitu proses penyematan toga sebagai simbolisiasi pengukuhan sarjana dari para wisudawan/wati. Satu persatu nama wisudawan/wati dipanggil untuk proses acara dan penerimaan simbolis ijazah sarjana.
Band Alkahfinita kembali mengisi sesi hiburan dengan membawakan lagu-lagu yang mendukung tema wisuda kali ini: lagu mata air pegunungan, lagu merah-putih sebagai lagu penutup dalam rangkaian acara ini.
Beragam tanggapan dari wali wisudawan/wati salah satunya adalah Ibu Nur Niawati Maksudi, wali wisudawati Defebri Safitri Wulansari, “saya sangat kenal bagaimana anak saya, bagaimana ia dalam proses belajar di STID, ia kini menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Saya sangat bersyukur kepada Allah, Alhamdulillah”. Nampak mata beliau yang sesembapan sesekali mengucapkan terima kasih kepada institusi STID al-Hadid dimana putrinya belajar menempah diri disana.