Minggu, 10 Januari 2021 sudah tersiar kabar di sosial media tentang banjir di beberapa kabupaten di Kalsel, bahkan di Barabai, yang merupakan pusat kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah/ HST (sekitar 5 jam perjalanan darat dari Kota Banjarmasin) banjir kabarnya sudah setinggi atap rumah warga. 

Di Banjarmasin banjir mulai terjadi pada Kamis pagi 14 Januari 2021, padahal malam kamisnya seperti tidak ada tanda-tanda alam akan terjadi banjir. Namun demikian, pagi itu di jalanan gang depan sekretariat banjir sudah setinggi hampir selutut orang dewasa (40-an cm), didalam sekretariat sendiri banjir sudah masuk ke sebagian besar ruangan setinggi 20-30 cm. Perlahan tapi pasti ketinggian banjir terus naik dalam beberapa hari berikutnya, walaupun hujan sudah berhenti. Per-hari itu banjir sudah terjadi pada sebagian besar wilayah di Kota Banjarmasin dan lebih dari 10 kota/kabupaten di Kalimantan Selatan. Sebuah fenomena banjir yang menurut beberapa media, terbesar sejak 20 tahun terakhir.

Dari situ, selain melakukan evakuasi diri dan barang-barang disekretariat, kami juga mengadakan Program Peduli Banjir untuk Kota Banjarmasin dan Kabupaten sekitarnya, yaitu Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Koala (Batola).

Survey

Banjarmasin terdiri dari 5 kecamatan. Sedangkan banjir secara umum terjadi di 3 kecamatan, yakni hampir seluruh kecamatan Banjarmasin Timur, sebagian kecamatan Banjarmasin Selatan dan sebagian kecamatan Banjarmasin Utara. Ketinggian air banjir paling tinggi sepinggang orang dewasa, dan rata-rata selutut. Demikian juga yang terjadi di kabupaten-kabupaten sekitar. 

Kami menyurvey di banyak titik banjir, namun kami akan melaporkan kondisi titik-titik banjir yang akhirnya kami putuskan untuk diberi bantuan, antara lain: 

-1- Pengungsian di M.A. RaudhatusySyubban (Kabupaten Banjar)

-2- Simpang Limau ujung, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

-3- Komplek Semanda RT.20 dan 32, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

-4- Murung Selong, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

-5- Sungai Bakung RT.03 (Kabupaten Banjar)

-6- Sungai Lulut Dalam RT.08 (Kabupaten Banjar)

-7- Desa Simpang Lima (Kabupaten Banjar)

1. Pengungsian di MA. RaudhatusySyubban (Kabupaten Banjar)

Warga yang mengungsi di tempat ini sebanyak 250-an orang. Berasal dari sekitar Sungai Lulut dan Sungai Bakung. Ada lansia-lansia dan banyak ibu-ibu dan anak-anak, karena anggota keluarga yang lelaki rata-rata bertahan di rumah, untuk menjaga rumah dari kemalingan ataupun jika kondisi banjir memburuk. 

Di pengungsian ini tersedia dapur umum, yang memberikan makan tiga kali sehari. Kebutuhan posko ini adalah sembako yang siap/ simpel untuk dimasak (seperti mie dan telur). Menurut keterangan pengurus posko, perhari rata-rata menghabiskan beras 60 liter/ sekitar 45kg. Selain itu disini juga membutuhkan air mineral, karena menurut beliau, sulit sekali mendapatkan air minum di sekitar karena banjir ini

2. Simpang Limau ujung, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

Warga sini mengungsi di tenda-tenda pengungsian yang dibangun seadanya oleh warga sendiri pada tanah tinggi disekitaran urukan jalur pipa PDAM. Terpal-terpal yang dipakai sebagai tenda adalah terpal yang biasa dipakai warga untuk menjemur “banih” (gabah). Memang sebagian besar warga merupakan petani. 

Yang dibutuhkan oleh warga adalah terpal untuk tenda-tenda pengungsian, karena terpal yang saat itu dipakai memang bukan khusus untuk tenda melainkan biasa dipakai menjemur gabah sehingga kalau hujan banyak yang bocor. Selain itu warga disana memerlukan sembako. Karena akses keluar untuk mendapatkan kebutuhan pokok cukup jauh, harus berjalan ditengah-tengah banjir mulai selutut sampai sepinggang sejauh kurang lebih 2 Km. Lebih sulit lagi karena sedikit warga yang memiliki jukung. Yang mengungsi di pengungsian Simpang Limau ujung ini sebanyak 50 KK.

Kondisi tenda-tenda pengungsian warga Simpang Limau ujung
Kondisi rumah-rumah warga yang terendam banjir

3. Komplek Semanda RT.20 dan 32, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

Sekretariat Yayasan Al-Kahfi Cabang Banjarmasin ada di komplek (perumahan/ pemukiman) ini. Di komplek Semanda ada 4 RT, namun yang paling terdampak dan prioritas memerlukan bantuan adalah di dua RT ini. Rata-rata ketinggian air banjir disini mulai dari selutut sampai sepinggang.

Pemukiman warga di komplek ini cukup padat, sehingga setidaknya ada 2 posko pengungsian utama di dua RT tersebut. Yaitu posko SMKN 3 Banjarmasin dan posko MAN 2 Model Banjarmasin. Yang diperlukan adalah obat-obatan, paket kebutuhan balita dan sembako.

Kondisi jalan gang depan sekretariat, jumat 15 Januari 2021 (h-2 banjir)
Posko pengungsian SMKN 3 Banjarmasin
Kondisi banjir di jalan-jalan di Komplek Semanda

4. Murung Selong RT.12 dan RT.13, Kelurahan Sungai Lulut (Kota Banjarmasin)

Warga sekitar biasa menyebutnya Pengambangan seberang ataupun Sungai Lulut seberang, karena jarak terpendek mencapai daerah ini adalah menyeberangi sungai martapura. Ini adalah pemukiman warga bantaran sungai, yang kemana-mana mengandalkan jukung. Kebanyakan masing-masing KK memiliki jukung. 

Saat banjir, titian (jembatan) yang menghubungkan rumah-rumah warga satu dengan yang lainnya sudah terendam banjir setinggi lutut, padahal biasanya (jika tidak banjir) permukaan air sungai lebih dari 1 meter dibawah titian. Yang dibutuhkan oleh mereka adalah obat-obatan, khususnya salep lancat (kutu air). Selain itu juga sembako. 

Banyak dari mereka yang memilih bertahan dirumah, dengan membuat apar-apar (susunan kayu yang di tinggikan) seadanya untuk menaruh barang-barang dan termasuk juga untuk mereka tidur. Banyak juga yang memasukkan jukung kedalam rumahnya, sebagai “batu loncatan” ke bagian-bagian rumah yang mereka inginkan. Ada juga yang menggunakan jukung sebagai tempat tidur dikala malam. Ketika terkena ombak sungai karena lalu-lalang perahu kelotok (jukung bermesin), jukung tempat tidurnya juga terkena imbasnya. Mungkin tidak nyaman tidur disitu, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain.

Sungai martapura menjadi jalur transportasi sungai untuk mengirimkan bantuan ke wilayah-wilayah pelosok yang terdampak banjir. Menurut penuturan warga yang di posko, selama ini mendapat bantuan dari yang melintasi sungai ini untuk mengirim bantuan ke pelosok. Mereka meminta kemudian diberi beberapa bantuan.

Kondisi rumah-rumah warga yang terendam banjir
Kondisi didalam rumah warga yang kebanjiran

5. Sungai Bakung RT.03 (Kabupaten Banjar) 

Sungai Bakung dekat dengan pasar terapung Sungai Lokbaintan. Juga masih termasuk pemukiman bantaran sungai Martapura, tapi masih bisa ditempuh dengan perjalanan darat, walau jalannya terendam banjir selutut. Rumah-rumah warga dihubungkan oleh titian-titian (jembatan). Titian-titian itu terendam air selutut, jalanan yang tidak bertitian, banjir setinggi pinggang orang dewasa sampai hampir sedada. Ada sederetan rumah-rumah warga yang persis ditepi sunga martapura. Sebagian sudah banyak yang remuk dinding-dinding kayunya karena terpaan ombak sungai dikala kelotok-kelotok lewat. Ada juga yang sudah miring bangunan rumahnya. Karena hal ini, mereka takut bertahan dirumahnya, khawatir pas tidur tiba-tiba mereka dan rumahnya hanyut atau tenggelam ke sungai. Ada keluarga-keluarga yang memilih mengungsi ke pengungsian, ada juga yang membuat bangunan semacam pos kamling didekat rumahnya (tapi yang aman dari ombak sungai), untuk ditinggali. 

Karena dekat dengan pasar terapung dan daerah-daerah pelosok lainnya, sering kelotok yang membawa bantuan lewat. Namun bantuan tidak sampai masuk ke pemukiman-pemukiman warga, hanya lewat atau hanya memberi mereka-mereka yang menunggui di pinggiran sungai.

6. Sungai Lulut Dalam RT.08 (Kabupaten Banjar)

Saat daerah-daerah lain banjir selutut, disini banjir sepinggang sampai sedada. Saat dilain banjir sudah mulai surut, disini banjir masih setinggi lutut. Daerah ini termasuk yang awal kali terkena banjir di Banjarmasin. Karena dekat sekali dengan sungai dan jalanannya rendah. Jumlah KK lebih dari 200 KK. Jalan gang sungai lulut dalam panjangnya sekitar 1 KM, dan itu banjir semua. Warga rata-rata bertahan dirumah dengan memanfaatkan jukung, kursi, dipan yang tinggi ataupun membuat apar-apar. 

Sebenarnya ada pengungsian, yaitu di Masjid didepang gang. Namun tidak cukup menampung seluruh warga. Posko juga berada dijalan depan gang, bagi warga yang rumahnya masuk jauh kedalam gang, posko ini cukup jauh untuk dicapai. Untuk mengambil bantuan di posko mereka juga cukup kesulitan. Sehingga untuk memberikan bantuan sembako, perlu langsung membagikan kerumah-rumah warga. Selain sembako, kebutuhan mereka adalah paket kebutuhan untuk balita seperti popok dan susu.  

Pengungsian di Masjid
Banjir di rumah-rumah warga
Banjir setinggi paha orang dewasa

7. Desa Simpang Lima (Kabupaten Banjar)

Minggu kedua banjir di Banjarmasin sudah mulai surut drastis. Namun sampai 1 bulan banjir masih merendam Desa Simpang Lima ini. Perjalanan darat ke Desa ini cukup jauh, dari Banjarmasin kami harus memutar melewati Barito Koala, Jejangkit, yang itu memakan waktu 2 jam perjalanan. Akses jalan terdekat (lewat daerah Sungai Tabuk) cukup sulit karena kerusakan akibat banjir. 

Desa ini cukup pelosok, jarang di akses bantuan dari pihak swasta. Menurut penuturan warga, bantuan yang masuk biasanya sisa-sisa dari Jejangkit, yaitu beberapa buah paket sembako. Ada juga bantuan dari kecamatan berupa beras untuk warga. Mereka sangat membutuhkan bantuan, karena sampai sebulan banjir masih merendam. Ini cukup menyulitkan aktifitas warga.

Sewaktu kami menyurvey, ketinggian banjir yang merendam rumah-rumah warga rata-rata hampir selutut. Pada minggu-minggu awal banjir, airnya lebih tinggi lagi. Ada 2 RT di Desa ini. Terdiri dari 150-an KK. 

Bisa dikatakan daerah ini cukup terisolir, karena untuk ke jalan besar cukup jauh, perlu menempuh perjalanan darat sekitar satu jam, kanan kiri sejauh mata memandang adalah persawahan dan rawa-rawa. Ada dua akses masuk jalan darat ke daerah ini, dari Kecamatan Jejangkit Kabupaten Barito Koala dan dari Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Namun yang paling memungkinkan lewat Jejangkit itupun masih 2 jam perjalanan. Jika lewat Sungai Tabuk lebih jauh lagi sebab akses jalan rusak akibat banjir, sehingga harus memutar melewati Kota Banjarbaru dan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar sehingga bisa memakan waktu 2 jam lebih.

Sudah hampir sebulan Desa Simpang Lima (Kabupaten Banjar) masih terendam banjir
Kondisi rumah-rumah warga

Persiapan Pemberian Bantuan

Bantuan dan persiapan memberikan bantuan kami lakukan secara bergelombang/estafet. Sebab suvey di bencana banjir cukup memakan waktu karena sulitnya trasportasi akibat banjir, kami harus banyak jalan kaki dan memakai jukung/klotok (perahu) untuk mencapai titik-titik survey. Sehingga jika menunggu seluruh daerah sasaran selesai di survey baru kemudian dipersiapkan bantuannya dan dikirimkan, maka kasihan masyarakat yang memang mendesak membutuhkan bantuan. 

Oleh karenanya saat menemukan beberapa titik yang mendesak untuk dibantu, kami segera siapkan dan kirim bantuannya, dengan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhannya. Ada 5 gelombang kami mempersiapkan bantuan untuk masyarakat terdampak Banjir. Yaitu tanggal:

– 14 Januari 2021 (banjir h-1), 

– 18 Januari 2021 (banjir h-5), 

– 21 Januari 2021 (banjir h-8), 

– 25 Januari 2021 (banjir h-12), 

– 10 Februari 2021 (banjir h-28)

Mempersiapkan pembagian sembako di sekretariat saat banjir belum masuk ke seluruh ruangan
Packing sembako di kontrakan di kecamatan yang aman banjir, karena banjir sudah masuk ke seluruh ruangan sekretariat
Pasca banjir di sekretariat Yayasan Al-Kahfi Cabang Banjarmasin, packing sembako dan baju-baju layak pakai kiriman dari teman-teman dan para donatur, akan dibagikan ke daerah-daerah yang sampai saat ini masih banjir

Pemberian Bantuan

Total bantuan yang telah kami salurkan sebanyak 293 paket sembako (senilai @ Rp 100.000), 100 paket sembako (senilai @ Rp 50.000), beras 3 karung, mie 4 dos, telur 8 krat (11,8 kg), Air mineral 7 dos, 5 buah terpal ukuran 6×8 (@ Rp 340.000), paket kebutuhan balita 23 paket (popok, susu, dan tisu basah), pembalut, obat-obatan, vitamin, handsanitizer, dan nasi 230 bungkus. Bantuan-bantuan tersebut kami distribusikan secara proporsional ke titik-titik banjir, antara lain:

1. Pengungsian MA. RaudatusySyubban (Kabupaten Banjar) 

Kami memberikan bantuan ke pengungsian ini pada hari kamis 21 Januari 2021. Perjalanan menuju lokasi pengungsian masih bisa ditempuh dengan pickup walaupun jalanan sedang banjir. Bantuan yang kami berikan antara lain: beras 2 karung (@ 25 kg), mie 4 dos, telur 8 krat/ 1 ikat (11,8 kg), air mineral 7 dos, nasi 60 bungkus dan abon 30 bungkus. Bantuan diberikan ke posko pengungsian Madrasah Aliyah RaudhatusySyubban, diterima langsung oleh Ketua Posko Pengungsian Bpk Pak Fahmi, S.Ag.

2. Simpang Limau, Sungai Lulut (Kota Banjarmasin) 

Jumat 22 Januari 2021 kami lanjut membagikan bantuan ke Simpang Limau Ujung. Bantuan yang diberikan adalah 50 paket sembako, 5 buah terpal, nasi 55 bungkus, obat-obatan anak dan obat nyamuk. Untuk menyampaikan bantuan, pickup yang kami tumpangi harus berhenti di ujung komplek Melati Indah. Karena ke Simpang Limau ujung banjirnya cukup tinggi dan jalannya sempit yang mana sebelah kiri sungai, sebelah kanannya rawa. Oleh karenanya dari situ bantuan hanya bisa dibawa pakai 3 jukung warga menuju lokasi pengungsian dengan menempuh jarak sejauh kurang lebih 300 meter, kami dan warga berjalan kaki mengiringi jukung tersebut. 

3. Sungai Lulut Komplek Semanda (Kota Banjarmasin) 

Kamudian Sabtu 23 Januari 2021 kami memberikan bantuan ke Komplek (perumahan/ pemukiman) Semanda RT.21 dan RT.32 Kelurahan Sungai Lulut. Sebenarnya, pemberian bantuan ke komplek Semanda ada 2 tahap, pertama pada waktu hari pertama Banjir dan kedua pada hari ini. Total bantuan yang kami berikan ke komplek ini adalah 75 paket sembako, nasi 115 bungkus, paket kebutuhan balita 10 paket, obat-obatan, pembalut dan sepatu boot 3 pasang.

4. Murung Selong RT.12 dan 13 (Kota Banjarmasin) 

Sabtu 23 Januari 2021, kami juga membagikan bantuan ke Murung Selong, antara lain 25 paket sembako, beras 1 karung (25 kg), gula 8 kg, kopi 4 bungkus, obat-obatan (salep lancat, paracetamol, manyak kayu putih) dan handsanitizer. Untuk menyampaikan bantuan, pickup yang kami tumpangi hanya bisa sampai di tepi sungai Martapura. Kemudian kami harus memindah bantuan ke kelotok-kelotok (perharu bermotor) dan kami menyeberangi sungai tersebut. Sebenarnya ada jembatan gantung menuju pemukiman ini, namun hanya bisa di lalui motor dan cukup jauh, sehingga pasti kesulitan untuk membawa bantuan.

Menyeberangi sungai Martapura untuk membagikan bantuan

5. Sungai Bakung RT.03 (Kabupaten Banjar) 

Selain itu, Sabtu 23 Januari 2021 kami juga membagikan bantuan ke warga Sungai Bakung RT.03. Perjalanan kesini sekali lagi harus kami tempuh dengan memakai jukung menyusuri sungai martapura, agar bantuan sampai ke mereka. Sebenarnya bisa dicapai lewat perjalanan darat namun kendala dilapangan cukup banyak. Kami membagikan ke warga langsung ke rumah-rumahnya. Karena menurut mereka selama ini bantuan seringnya sampai dipinggiran sungai saja tidak masuk ke pemukiman-pemukiman warga. Yang kami bagikan adalah 15 paket sembako senilai @ Rp 100.000. Saat membaikan bantuan kesini, titian-titian warga licin sekali dan banyak yang lubang serta tak terlihat karena tertutup banjir. Sehingga dari kami banyak yang terpeleset dan tercebur, untungnya peralatan safety kami lengkap khususnya pelampung, sehingga tidak terjadi cedera ataupun tenggelam ke sungai.

6. Sungai Lulut Dalam RT.08 (Kota Banjarmasin) 

Pada tanggal 25 dan 26 Januari 2021, kami kembali membagikan bantuan ke warga Sungai Lulut Dalam RT.08, antara lain 100 paket sembako (senilai @ Rp 100.000), 13 paket kebutuhan balita dan pembalut. Kami membagikan sembako langsung ke rumah-rumah warga, dibantu oleh masyarakat dan pengurus RT setempat. Mereka sangat senang mendapat langsung bantuan, karena mereka tidak perlu jauh-jauh menerobos banjir datang ke posko setempat untuk antri menerima bantuan. 

7. Desa Simpang Lima (Kabupaten Banjar)

Setelah hampir seminggu kami kerja bakti bersih-bersih pasca banjir di 3 sekretariat dan lingkungannya, kami kembali membagikan bantuan ke daerah yang masih banjir walaupun sudah hampir 1 bulan sejak banjir pertama terjadi di banjarmasin 14 Januari 2021. Akhirnya rabu 10 Februari 2021 kami membagikan 100 paket sembako (senilai @ Rp 50.000) dan baju-baju layak pakai ke warga Desa Simpang Lima Kabupaten Banjar. Kami harus membawa bantuan dari Banjarmasin selama 1,5 jam untuk mencapai kecamatan Jejangkit kabupaten Barito Koala (Batola). Kemudian pickup yang kami tumpangi masih harus masuk ke dalam selama 30 menit melewati beberapa jembatan yang cukup rawan, namun alhamdulillah kami bisa melewatinya.

Bantuan kami turunkan di jembatan terakhir dekat pemukiman warga, beberapa saja yang kami bagikan ke warga langsung, karena waktu sudah dekat malam, kami minta tolong tokoh setempat untuk membagikan bantuan yang tidak sempat kami bagikan langsung. Warga sangat senang sekali mendapatkan bantuan, katanya baru kali ini mereka mendapatkan bantuan yang khusus diberikan untuk Desa mereka dan banyak, karena selama ini bantuan yang didapat adalah bantuan-bantuan sisa dari desa-desa lain dan itupun tidak banyak. Padahal sampai sebulan desa mereka masih kebanjiran.

Sampai di sekretariat, kami mendapatkan mention di instagram yayasan, ucapan terimakasih dari warga Desa Simpang Lima. Terharu sekali bantuan terakhir yang kami distribusikan disambut penuh syukur oleh masyarakat.

Sesaat setelah bantuan diturunkan dari pickup
Membagikan sembako ke beberapa rumah warga Desa Simpang Lima Kabupaten Banjar
Tag instagram ucapan terimakasih dari salah satu warga Desa Simpang Lima

Testimoni

Pak Daus, koordinator pengungsian Simpang Limau Ujung
Warga Sungai Lulut Dalam RT 08
Perwakilan warga RT.20 dan RT.32 kelurahan Sungai Lulut, didampingi oleh Pak Nandy (Ketua RT20)
Pak Fahmi, S.Ag. (Ketua Koordinator Posko Madrasah Raudatus Syuban)

Lampiran

1. Rekapitulasi Anggaran Dana

– Total Donasi Peduli Banjir: Rp 41.670.126 (Empat puluh satu juta enam ratus tujuh puluh ribu seratus dua puluh enam rupiah)

– Rekapitulasi Pengeluaran Program Peduli Banjir

– Selisih Rp 4.223.474 (Empat juta dua ratus dua puluh tiga ribu empat ratus tujuh puluh empat rupiah) diambilkan dari kas Yayasan Al-Kahfi Cabang Banjarmasin.

2. Beberapa tangkapan video